Saat itu aku sedang berada dalam KRL yang penuh sesak. Berbagai warna
baju, kulit, bercampur baur. Keadaan yang penuh itu ditambah hujan deras yang
mengguyur kota Jakarta membuat kondisi tersebut menjadi sangat tidak nyaman. Hujan
deras yang turun tak ada henti-hentinya itu membuat bangku yang seharusnya bisa
diduduki oleh penumpang, menjadi basah dan sampah berserakan. Tapi ada satu sosok yang
menarik perhatianku.
Sosok yang tak terlalu diperhatikan. Sosok hitam, kumal, berlari-larian
di KRL tanpa memperhatikan lingkungan sekitar. Bocah yang agak terganggu
mentalnya tersebut bermain hujan di KRL dengan senyum yang tetap mengembang
diwajahnya yang lugu itu. Tak lama kemudian bocah tersebut merogoh kantong plastik
dari saku celananya dan mulai memungut sampah yang berserakan. Iapun tak segan
untuk berjongkok dibawah kaki orang banyak untuk mengambil sampah yang ada.
Dengan baju basahnya yang kotor, ia terus memungut sampah di dalam KRL
tersebut. Sungguh perbuatan mulia yang dilakukannya. Dengan penampilannya yang
diremehkan orang, ternyata perbuatan baiknya itulah yang sangat berbeda dengan
orang lain yang hanya bisa membuang sampah sembarangan didalam KRL. Tertegun aku
melihat sosoknya yang tetap terus memasang wajah ceria dan senyum selalu
menghiasi seolah-olah hal tersebut adalah suatu keasyikan sendiri baginya.
Berdasarkan pengalamanku melihat semangat anak kecil yang bahkan
terlihat tidak berguna, tenyata menyimpan suatu perbuatan mulia dengan
membersihkan KRL dari sampah yang malah dibuang oleh orang yang mentalnya tidak
terganggu sama sekali. Ironis memang melihat ketidakdisiplinan masyarakat
umum.
Tapi belajar dari itu semua, kita tidak boleh melihat seseorang hanya
dari penampilan luarnya saja. Untuk menilai seseorang lihatlah dari apa yang
sebenarnya sudah mereka lakukan untuk orang banyak. Ketika aku mengaca pada diri
sendiri ternyata apa yang anak kecil lakukan itu sangat berguna bagi
orang lain dan aku, apa yang telah aku lakukan untuk orang lain. Selama
perjalanan itu aku menatap jendela yang diguyur hujan dengan pemandangan luar
yang samar dan kaca yang tertutup embun. ‘Aku harus menjadi orang yang lebih
berguna bagi masyarakat luas,’ tekadku dalam hati.
No comments:
Post a Comment