“Jangan
pernah menyerah
Bulatkanlah
tekadmu
Tugas
besar tlah menanti untuk membangun negeri..”
Begitulah
lirik ‘lagu’ yang terdengar samar, namun sangar saat pertama kali saya
menjejakkan kaki di Jurusan Teknik Material dan Metalurgi dalam acara IPITS.
Ditemani dengan teman-teman lain yang berpakaian serba hitam putih yang saat
ini identik dengan julukan pakaian ‘MABA’. Usai pertemuan itulah semuanya pun
dimulai. Untungnya saya tidak pernah kaget bila dihadapkan dengan kondisi
tegang yang menuntut kita memiliki konsentrasi lebih saat menghadapi sesuatu.
Dalam hati saya tersenyum simpul tatkala kondisi tersebut terus saya dapatkan,
karena memang sudah terbiasa mendapat didikan keras sehingga saya pikir hal
tersebut dapat saya lalui dalam waktu singkat dengan mudah. Terlebih lagi
terdapat pilihan lain yang terasa lebih menggiurkan daripada hanya sebagai
mahasiswa dan sataus tersebut dapat sewaktu-waktu saya tinggalkan, yakni
sebagai taruni.
Diluar
perkiraan semuanya terasa lambat dan jenuh pun kerap kali melanda. Pikiran
untuk segera melenggang keluar dari kampus serta masuk dalam akademi pun sering
kali terlintas. Prosesi awal yang sedemikan rumit pun mulai saya jalankan
dengan setengah hati. Entah apa yang terjadi bila kampus ITS ini telah saya
tinggal dan masuk dalam jajaran taruna.
Tentunya
banyak pertimbangan yang saya lakukan untuk mengenyahkan pikiran tersebut.
Terlebih lagi saat pilihan tersebut datang, posisi saya masih sebagai tukang
jarkom angkatan dan prosesi tersebut sangat baru dimulai. Niat untuk keluar
dari ITS lenyap seketika saat jarkom dari komting Barry yang bertubi-tubi masuk
ke ponsel. Ambisi menjadi seorang taruna yang telah didepan mata lenyap tatkala
diri tersadar akan banyaknya teman-teman berpakaian serupa, melakukan hal yang
sama dan duduk dalam tempat sama di kampus ITS tercinta. Semoga memang inilah
pilihan terbaik atas ridho Nya.
Melihat
teman-teman sekitar, bahu ini terasa kuat karena memikul beban yang sama. Bukan
mendramatisir atau berlebihan akan sesuatu, tetapi ucapan terima kasih rasanya
layak untuk saya sampaikan kepada teman-teman yang telah membantu meyakinkan
saya bahwa ITS adalah tempat yang tepat. Penanaman nilai yang sama pun
diberikan oleh mbak mas yang entah kenapa saya dulu smepat berpikir bahwa tidak
ada gunanya memikirkan orang lain. Jelas, semua pandangan tersebut terbuka, ego
pun semakin terkendali saat sadar bahwa kita tidak hidup sendiri dan harus
berpikiran jauh kedepan. Mulai dari adap berpakaian, sopan santun, saling
memahami satu sama lain, peduli merupakan nilai-nilai mahal yang rasa-rasanya
mungkin bila saya tidak di sini akan sedikit sekali pemahaman saya akan hal
tersebut.
Senang
rasanya saat kembali di dua tahun kebelakang. Semua masih tampak lugu dengan kepolosan
siswa SMA. Penanaman nilai tersebuut mudah sekali masuk dan semoga saja masih
tetap bertahan sampai sekarang. Karena keteladanan yang lebih memang dibutuhkan
tatkala kita menuntut adik-adik dibawah memiliki kualitas yang lebih baik dari
sebelumnya, atau hanya sekedar membuat adik-adik percaya bahwa nilai-nilai
tersebut memang sudah tertanam dengan baik serta berguna untuk mbak masnya.
Kawan,
tak lebih dari untaian doa yang saat ini saya sampaikan. Tak cukup rasanya bila
seluruh suka dan duka saya jabarkan. Atau hanya sekedar hal-hal menarik yang
terjadi bersama kalian, tetap saja membuat saya berpikir lama karena banyak hal
menarik yang telah dilalui hingga saat ini. sehingga banyak pembelajaran lebih
yang saya dapatkan. Sekali lagi bukan karena terlalu mendramatisir sesuatu yang
telah terjadi. Namun, lebih kepada pemahaman unik yang coba saya terjemahkan
menjadi rangkaian kalimat setelah sekian lama tidak saya ungkapkan dan hanya
sekedar pemikiran akan masa lalu.
Tanggal
saat nama disahkan sebagai anggota himpunan pun akhirnya terulang. Jujur,
banyak rasa yang telah tercampur dalam diri. Bukan sekedar senang saat semuanya
telah berakhir. Karena pada hakikatnya bukan berakhir, hal tersebut merupakan
awal dari semua pembenahan yang akan dilakukan. Tanggung jawab sebagai seorang
mahasiswa pun kian berat tatkala dihadapkan dengan kewajiban lain di luar
akademik. Mungkin rasa sedih kerap menyelinap saat diri merasa belum siap untuk
ditinggal mewariskan HMMT kedepan. Saat diri masih merasa butuh banyak bimbingan
dan takut bila apa yang akan dilakukan alih-alih memperbaiki justru malah
menurunkan. Atau takut ketika rasa kebersamaan itu secara lambat terkikis oleh
banyak hal dalam setiap individu.
Namun,
keyakinan tersebut muncul saat kembali menyadari bahwa terdapat 120 orang yang
berjalan bersama siap membuat HMMT lebih baik kedepannya. Yakin bahwa rasa
kebersamaan tetap ada walaupun terhambat untuk bertemu rutin atau hanya sekedar
berkomunikasi lewat teknologi yang ada. Semoga nantinya kebersamaan serta
kepedulian tersebut masih ada dan terus melekat dalam diri masing-masing.
“……..
Agar
jaya selalu, junjunglah norma-norma tegakkan keadilan
Jaga
almamater tercinta
Demi
kebesaran kita Teknik Material ITS”
Saya
yakin bahwa MT 13 dapat bermanfaat dan berkontribusi lebih untuk ITS,
Indonesia, dan dunia. VENCEREMOS, VENCEREMOS, VENCEREMOS!!
Happy 1st Anniversary MT 13
Happy 1st Anniversary MT 13
Berikut
kilas foto kenangan yang saya miliki:
baksos
sewaktu belum gundul dan berkutat dengan lab serta lapres
ada juga yang sudah mulai aktif di seminar-seminar
sudah mulai botak
sampai diangkat dan mengikuti pemilu
dan masih banyak lagi momen-momen yang mungkin tak saya miliki dokumennya, namun semuanya akan tetap terbingkai didalam hati. :)
No comments:
Post a Comment