Sunday, November 29, 2015

Potongan Hati yang Terpisah #2



tut... tut... tut.. tut...
Alat pacu jantung itu sepertinya tau kondisi hati yang terpisah. Sudah terlalu lama potongan-potongan itu tak bertemu, hingga sepertinya lupa akan kondisi terakhir kali bertemu. Beberapa pekan lalu, angin senantiasa menghembuskan senandung rindu. Yap, ia kerap kali berbisik dan mengingatkan hati itu tentang cinta. Hingga akhirnya playlist lagu cinta pun senantiasa diputar dan selalu mengingatkan dengan potongan hati yang lain. Namun, tak paham juga berapa potongan hati yang masih bisa merasakan hal tersebut. Karena hati itu bukan lagi terpotong menjadi dua, tapi beberapa. Hingga malas juga kalau harus menghitung.

tut.. tut... tut... tut....
Masih saja alat itu mengusik lamunan. Mendengarnya saja sudah membuat muak dan jenuh. Hingga akhirnya membuat pendengarnya menepi dan tetap berpositif thinking ria akan makna kehidupan. Lalu potongan hati yang lain kerap berbisik, "Jalanmu masih panjang. Mereka yang berpisah pasti akan bersama kembali."

tut.. tut... tut.. tut....
Lamat-lamat mata ini menatap layar yang terlalu banyak gambar cacing didalamnya. Malas sebenarnya mengingat pelajaran yang ada kaitannya dengan alat ukur, sinar x, atau apalah istilah aneh lainnya. Namun alat ini sepertinya sangat tidak bersahabat. Buktinya angka-angka yang tertera menunjukkan suatu ketidak pastian. Kadang berpacu dengan cepat, kadang melemah, bilangan konstan hanya terjadi beberapa kali. Sejenak alam bawah sadar kembali mengingatkanku pada potongan-potongan hati itu. Ah, tapi keyakinan diri ini masih berada di atas standar hingga yang terbesit adalah saat semua potongan hati itu kembali bersama dan kembali seperti sediakala. Berbagai rencana yang didukung dengan kepercayaan diri tinggi mengapuskan batas khayal dan melewati rasionalitas.

tuuuuut.... tuuuuuttt.....tutt.....
Entah mengapa sepertinya alat itu terus menggoda. Membuat mata tak pernah lepas darinya. Semakin lama ia menyentuh nada-nada sendu. Sepertinya ia ingin mengatakan sesuatu yang tak pernah terkatakan hingga saat ini. Peduli sekali mendengarkan nyanyian sendu itu.Kepercayaan diri yang tinggi membuat yakin bahwa semua pasti baik-baik saja.

Tuuuuuuuuutttttttttttttttttttttttttttttt......................................................
Hingga akhirnya salah satu potongan hati berhenti berbicara. Bungkam seribu bahasa dan tak dapat ditemukan kembali jiwanya. Hening. Dan itu lah jawaban yang melawan rasa kepercayaan diri ini. Mungkin potongan hati itu memang tidak ditakdirkan untuk kembali bersatu. Sudah terlampau mengeras dan sulit untuk mendekat satu sama lain. Entah lah, kata-kata sepertinya menguap begitu saja. Ya memang ini hasilnya. Potongan hati itu takkan pernah bersatu di dalam kefanaan dunia ini. Mungkin saja dalam keabadian kelak hati-hati itu akan tersadar dan melunak. Bila Dia berkenan, potongan-potongan hati itu akan bersama di dalam keabadian yang sesungguhnya. Saat ini, harapan-harapan lah yang tersisa untuk beberapa potongan hati yang lain.

No comments:

Post a Comment