Wednesday, March 14, 2012

Gemuruh


Tuli saat mendengar gemuruh datang silih berganti. Mati merasakan sambaran yang bertubi-tubi. Penat berlari menghindar dari nyata. Ingin rasanya menutup mata tidur dalam tenang tanpa memikirkan sesuatu. Atau paling tidak bisa meringkuk dibawah kursi sehingga sulit ditemukan oleh apapun. Kembali ke masa lalu di mana gemuruh itu tidak ada karena langit masih terlihat cerah sepertinya menarik. Namun apa berlari mundur itu mungkin?

Ketika tak mengharapkan petir menyambar, mendung gelap malah menyelimuti. Ketika berharap hujan yang turun hanya rintik kecil, badai besar datang tanpa permisi. Apakah ketika mengharapkan pelangi semuanya juga tidak mungkin? Apa surya sudah enggan mengusir badai karena bosan terhadapku? Sebegitu buruknyakah diri ini? Atau memang semua ini memang layak untuk aku terima? Pertanyaan-pertanyaan yang hanya membuat diri ini semakin gila terhadap semuanya. Mungkin pasrah yang hanya bisa dilakukan setelah semua energi habis. Mencoba mencari pemikiran lain agar tidak terus bergulat dengan kekecewaan.Berusaha merangkai harapan agar tetap bisa tersenyum dibalik semua kepahitan.

No comments:

Post a Comment