bulan itu menatapku. malam ini aku bertemu lagi dengan si bungkuk. ketika aku mencoba tersenyum, ia malah menangkisnya. aku tetap bertahan dan bersikap ramah padanya, namun ia mencemoohku.aku berusaha menatap bulan lagi, enggan melihat si bungkuk. ingin rasanya melemparkan pisau yang ada ditangan ini ke arahnya. berharap sosok itu mati dan enyah dari pandangan. untungnya bulan mencegahku. aku dinaungi oleh pantulan sinarnya yang indah.
akhirnya aku pun berlari menjauh dari semuanya bersama bintang. sepanjang perjalanan aku terus bercakap-cakap. saat itu aku bercerita tentang kehidupan dan segala tantangannya. kemudian bintang mengingatkanku akan artinya rasa syukur, ia ingin menuntunku agar dapat memaknai hidup ini lebih dalam. tapi aku terjebak pada dua sisi yang sangat berbeda. satu berwarna hitam pekat, disisi lain berwarna abu-abu. saat aku berusaha untuk menemukan putih, yang ada hanya dua warna itu. sepertinya putih sudah termakan oleh hitam atau menjadi pudar berbaur dengan abu-abu.
tersudut aku dalam posisi yang tak menentu ini. sekan-akan terdapat rantai diruangan itu yang membuatku terbelenggu tanpa bisa lepas dari semuanya. tapi bintang tetap setia bersamaku. akhirnya aku bertemu dengan bulan kembali. dikala itulah aku menghabiskan malam dengan bersenda gurau untuk melepas penat yang terkadang membuatku ingin lekas pergi dari kefanaan.
No comments:
Post a Comment