Monday, March 17, 2014

Surabaya Malam Hari #Part2

Kemolekan malam mudah sekali merayu tiap insan untuk dapat menikmati keindahannya. Lampu jalan yang hanya menerangi dibeberapa titik, sorotan ruko-ruko yang memancarkan cahaya dari dalam menggoda tiap pasang mata untuk sekedar menoleh barang apa yang dijual didalamnya. Bahkan tempat makan yang dengan cerdas membiarkan aroma masakannya menyeruak sehingga dapat dihirup oleh pejalan kaki yang lewat. Indah memang. Dengan ditemani pantulan cahaya bulan, riuh rendah malam memang tak dapat ditampik keanggunannya. Malah terkadang membuat orang pun lupa akan waktu dan terlena akan kenikmatan malam.

Begitu pula malam ini. Jalanan malam yang ramai namun tidak terlalu padat pun berusaha merayuku untuk sekedar melenggangkan kaki ke tempat itu. Bersama rekan-rekan terkasih tentunya malam pun tidak akan sulit untuk dilalui. Sayangnya, kaki ini baru bebas setelah selesai berkunjung dari kediaman anak didik yang rutin tiap Senin. Menghela napas sejenak, berusaha mengenyahkan pikiran untuk melewati malam dengan sedikit 'hura-hura'.

Ya, akhirnya aku pun memutuskan untuk paling tidak berkunjung beberapa menit ke tempat itu. Dan lagi-lagi malam berusaha menggodaku dengan menyajikan tempat nyaman, hingar bingar, dan diiringi derai tawa bersama mereka. Namun sayang, hati ini tetap tidak nyaman walalupun tidak sulit sebenarnya melewati malam bersama mereka.

Hati ini kembali berbisik mengingatkan ku akan waktu yang terus bergulir bila aku masih tetap menikmati malam. Kembali aku tersadar dan gelisah menatap waktu yang kian cepat bertambah. Tentunya bukan karena aku seorang Cinderlela yang khawatir kereta kencanaku berubah menjadi labu. Namun, aku sadar bahwa aku seorang perempuan yang harus menjaga diri. Boleh jadi ketika orang tua berada dekat denganku pun akan melakukan larangan yang sama.

Toh aku percaya, jatah masing-masing individu untuk bahagia pasti sama. Tergantung kapan kita mau memilih datangnya kebahagiaan itu. Mungkin saat ini aku berusaha menanggalkan kebahagiaan sesaat bersama rekan-rekan terkasih. Tidak ada yang tahu bila suatu saat nanti bisa jadi aku akan mengambil kesempatan bahagia itu dengan seseorang yang telah halal statusnya dibelahan bumi lain ditemani indahnya malam dengan pancaran LED menara Eifell. Ya siapa yang bisa menduga. Hanya bisa beranjak dari kesenangan sesaat dan hingar bingar tersebut menuju tempat yang aman. Berpaling dan pergi menjauh dari tempat yang mungkin akan membuat hati ini bermaksiat. Diiringi harapan membumbung dapat menikmati malam bersama dia yang entah siapa dalam balutan malam dibelahan bumi lain nun jauh di sana.

No comments:

Post a Comment