Monday, June 30, 2014

Merantau


Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan mendapatkan penggani dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang

Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahya seperti kayu biasa jika didalam hutan
(Imam Syafi’i)

Setelah berkutat selama lebih dari sebelas tahun dalam lingkungan Depok, Allah pun berkata lain. Mengatasi kejenuhan akan lingkungan yang tetap sama, akhirnya aku pun diijinkan untuk menempuh pendidikan lanjut dalam padatnya ibu kota. Genap tiga tahun merasakan kemacetan dan segala rona kaula muda ibu kota, keinginan untuk kembali merasakan lingkungan baru pun semakin besar. Tepat pada bulan Juli 2011, aku kembali menginjakkan kaki di Surabaya.

Sudah enam tahun tidak mudik ke kota ini membuatku kembali beradaptasi dengan temperatur kota yang cukup tinggi. Kali ini aku bukan hanya satu hingga dua minggu menetap merasakan rona lebaran dan silaturahim dengan sanak famili. Namun lebih dari itu, ya aku menetap dan menempuh pendidikan tinggi di kota pahlawan ini.

Berjalan tiga tahun, di tahun keempat masa perkuliahan aku pun kembali menginjakkan kaki di kota lain. Bandung, kota kembang atau biasa dijuluki Paris Van Java pun menjadi tempat persinggahanku sebelum mengakhiri tahun keempatku di Surabaya. Dan beruntungnya, aku dapat menikmati bulan Ramadhan dalam suasana yang berbeda. Ditemani keempat kawan, nuansa ini pun menjadi pengalaman tersendiri. Selepas lulus kuliah, entahlah ke mana kaki ini akan melangkah. Semoga niat untuk dapat merantau tidak hanya berhenti sampai di sini. :)

No comments:

Post a Comment