Orang berilmu dan
beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu
dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan
mendapatkan penggani dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah,
manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Bijih emas bagaikan
tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak
ubahya seperti kayu biasa jika didalam hutan
(Imam Syafi’i)
Setelah berkutat selama lebih
dari sebelas tahun dalam lingkungan Depok, Allah pun berkata lain. Mengatasi
kejenuhan akan lingkungan yang tetap sama, akhirnya aku pun diijinkan untuk
menempuh pendidikan lanjut dalam padatnya ibu kota. Genap tiga tahun merasakan
kemacetan dan segala rona kaula muda ibu kota, keinginan untuk kembali
merasakan lingkungan baru pun semakin besar. Tepat pada bulan Juli 2011, aku
kembali menginjakkan kaki di Surabaya.
Sudah enam tahun tidak mudik ke
kota ini membuatku kembali beradaptasi dengan temperatur kota yang cukup
tinggi. Kali ini aku bukan hanya satu hingga dua minggu menetap merasakan rona
lebaran dan silaturahim dengan sanak famili. Namun lebih dari itu, ya aku
menetap dan menempuh pendidikan tinggi di kota pahlawan ini.
Berjalan tiga tahun, di tahun
keempat masa perkuliahan aku pun kembali menginjakkan kaki di kota lain.
Bandung, kota kembang atau biasa dijuluki Paris Van Java pun menjadi tempat
persinggahanku sebelum mengakhiri tahun keempatku di Surabaya. Dan
beruntungnya, aku dapat menikmati bulan Ramadhan dalam suasana yang berbeda.
Ditemani keempat kawan, nuansa ini pun menjadi pengalaman tersendiri. Selepas
lulus kuliah, entahlah ke mana kaki ini akan melangkah. Semoga niat untuk dapat
merantau tidak hanya berhenti sampai di sini. :)
No comments:
Post a Comment